Search Kisah Benar Isteri Orang. teruskan membaca Entah kenapa saya mempunyai firasat lain, dan firasat saya benar, jah menyampaikan bahwa dia melihat isteri saya berjalan dengan suaminya Lama benar saya tidak berjumpa dengan Ariffin Jika pembaca lain memiliki kisah-kisah taubat yang menarik, bisa dibagi bersama dengan pembaca lain untuk dijadikan panduan hidup
Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Yakobus 516b Apakah doa anda seringkali tidak memperoleh jawaban? Kitab Yakobus mengajarkan tentang doa yang berkuasa. Ada tiga syarat untuk bisa berdoa dengan efektif. 1. Doa orang benar. Doa yang efektif adalah doa yang dipanjatkan oleh orang benar. Siapakah yang dimaksud dengan orang benar? Alkitab mengajarkan, yang disebut orang benar adalah mereka yang “dibenarkan karena percaya kepada Tuhan Yesus Kristus” Roma 326, 51. Orang benar adalah mereka yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat sehingga mereka dibenarkan. Mereka bukannya tidak pernah berbuat salah, tetapi mereka dibenarkan karena percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah Anda termasuk orang benar? 2. Dengan Yakin Didoakan. Doa yang efektif muncul karena adanya keyakinan. Bagaimana kita bisa berdoa dengan yakin? Pertama, keyakinan muncul karena doa tersebut lahir dari iman. Dan karena iman timbul dari pendengaran akan Firman Kristus Roma 1017, maka berdoa dengan yakin bisa terjadi karena ada dasar Firman Tuhan yang kita pegang. Biasakan berdoa dengan memegang janji Tuhan untuk permohonan doa kita tersebut. Kedua, keyakinan bisa muncul karena tidak ada tuduhan di hati kita. Itu sebabnya, Yakobus 516a mengajarkan untuk kita saling mengaku dosa kita sebelum saling mendoakan. Pengakuan dosa yang tulus akan menghilangkan tuduhan di hati kita. Apakah Anda cukup punya iman untuk menaikkan doa Anda? Jika belum, selidikilah Firman Tuhan. Carilah dan kemudian peganglah janjiNya dalam doa Anda! Setelah itu, selidikilah hati Anda. Apakah ada dosa yang perlu dibereskan? Apakah ada kesalahan yang perlu diakui? 3. Ketekunan. Yakobus 517 memberikan contoh tentang Elia yang berdoa dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan dalam doa melibatkan ketekunan. Elia berdoa dengan tekun, tujuh kali berdoa sebelum muncul awan sebesar telapak tangan yang menghasilkan hujan. Apakah Anda cukup tekun dalam berdoa? Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya – Yohanes 157

Orang yang mati syahid ada lima, (yaitu) : orang yang (mati) terkena penyakit tha’un, sakit perut, orang yang tenggelam, orang yang terkena reruntuhan dan orang yang syahid di jalan Allah". 6. Tanda husnul khatimah, yang khusus bagi wanita, ialah meninggal saat nifas, ataupun meninggal saat sedang hamil.

Firman Tuhan yang Relevan Apa arti doa yang benar? Itu berarti menyampaikan isi hatimu kepada Tuhan, bersekutu dengan Tuhan setelah memahami kehendak-Nya, berkomunikasi dengan Tuhan lewat firman-Nya, merasa sangat dekat dengan Tuhan, merasa bahwa Dia ada di depanmu, dan bahwa ada sesuatu yang akan engkau katakan kepada-Nya. Hatimu merasa penuh dengan terang dan engkau merasakan betapa indahnya Tuhan itu. Engkau merasa sangat terinspirasi, dan mendengar kata-katamu, saudara-saudarimu merasa bersyukur. Mereka akan merasa bahwa kata-kata yang engkau ucapkan adalah kata-kata di dalam hati mereka, kata-kata yang ingin mereka ucapkan, seakan-akan perkataanmu mewakili apa yang akan mereka katakan. Inilah arti doa yang benar. Setelah engkau memanjatkan doa yang benar, di dalam hatimu engkau akan merasa damai dan bersyukur. Kekuatan untuk mengasihi Tuhan akan bangkit, dan engkau akan merasa bahwa tidak ada apa pun dalam hidup ini yang lebih berharga atau lebih penting daripada mengasihi Tuhan. Semua ini membuktikan bahwa doamu efektif. Dikutip dari "Tentang Penerapan Doa" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia" Doa bukanlah urusan menjalankan formalitas, mengikuti prosedur, atau melafalkan firman Tuhan. Artinya, doa tidak berarti mengulang kata-kata dan meniru orang lain. Dalam doa, engkau harus mencapai kondisi di mana engkau dapat menyerahkan hatimu kepada Tuhan, membuka hatimu sehingga engkau dapat dijamah oleh Tuhan. Agar doamu efektif, maka doamu harus didasarkan pada pembacaan firman Tuhan. Hanya dengan berdoa berdasarkan firman Tuhan, engkau dapat menerima lebih banyak pencerahan dan penerangan. Perwujudan dari doa yang benar adalah memiliki hati yang merindukan segala hal yang Tuhan minta, dan terlebih lagi, memiliki hasrat untuk memenuhi tuntutan-Nya, membenci semua yang dibenci Tuhan, dan kemudian, dengan landasan ini, engkau memperoleh pemahaman tentangnya, serta memiliki pengetahuan dan kejernihan tentang kebenaran yang dijelaskan oleh Tuhan. Jika ada tekad, iman, pengetahuan, dan jalan penerapan setelah berdoa, barulah ini bisa disebut doa yang benar, dan hanya doa seperti ini yang bisa efektif. Namun, doa harus dibangun di atas dasar menikmati firman Tuhan, doa harus dilandaskan atas persekutuan dengan Tuhan dalam firman-Nya, dan hatimu harus mampu mencari Tuhan dan damai di hadapan-Nya. Doa seperti ini telah memasuki tahap persekutuan sejati dengan Tuhan. Dikutip dari "Tentang Penerapan Doa" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia" Standar terendah yang Tuhan tuntut dari manusia adalah bahwa mereka dapat membuka hati mereka kepada-Nya. Jika manusia memberikan hatinya yang sejati kepada Tuhan dan mengatakan yang sebenarnya ada dalam hatinya, Tuhan bersedia bekerja di dalam diri manusia. Tuhan tidak menginginkan hati manusia yang bengkok, melainkan hati yang murni dan tulus. Jika manusia tidak sungguh-sungguh menyampaikan isi hatinya kepada Tuhan, Tuhan tidak akan menjamah hati manusia, atau bekerja di dalam dirinya. Dengan demikian, hal yang paling penting dalam berdoa adalah berbicara kepada Tuhan dari dalam hatimu, memberi tahu Tuhan tentang kelemahan atau watak pemberontakmu, sepenuhnya membuka dirimu di hadapan Tuhan; hanya setelah itu, Tuhan akan tertarik pada doa-doamu, jika tidak, Tuhan akan menyembunyikan wajah-Nya darimu. Kriteria minimum untuk doa adalah engkau harus dapat menjaga hatimu tetap damai di hadapan Tuhan, dan hatimu tidak boleh menjauh dari Tuhan. Mungkin, selama periode ini, engkau belum mendapatkan wawasan yang lebih baru atau lebih tinggi, tetapi engkau harus terus menggunakan doa untuk menjaga semua hal sebagaimana adanya—engkau tidak boleh mundur. Ini target minimum yang harus engkau capai. Jika engkau bahkan tidak dapat mencapai target ini, itu membuktikan bahwa kehidupan rohanimu belum berada di jalur yang benar. Sebagai akibatnya, engkau tidak akan dapat berpegang teguh pada visi awalmu, engkau akan kehilangan iman kepada Tuhan, dan tekadmu akan perlahan-lahan menghilang. Salah satu tanda apakah engkau sudah memasuki kehidupan rohani atau belum adalah memeriksa apakah doa-doamu berada di jalur yang benar. Semua orang harus memasuki kenyataan ini; mereka semua harus melakukan usaha untuk secara sadar melatih diri mereka dalam doa, bukan menunggu secara pasif, tetapi secara sadar berusaha agar dijamah oleh Roh Kudus. Hanya dengan begitu mereka akan menjadi orang-orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan. Dikutip dari "Tentang Penerapan Doa" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia" Dan bagaimana dengan isi doa? Doamu harus berkembang secara bertahap, sesuai dengan keadaan hatimu yang sebenarnya dan pekerjaan Roh Kudus; engkau datang untuk bersekutu dengan Tuhan sesuai kehendak-Nya dan tuntutan-Nya terhadap manusia. Ketika engkau memulai penerapan doa, pertama-tama berikanlah hatimu kepada Tuhan. Jangan berusaha memahami kehendak Tuhan—usahakan mengucapkan kata-kata dalam hatimu saja kepada Tuhan. Ketika engkau datang ke hadapan Tuhan, katakanlah begini "Ya Tuhan! Baru hari ini aku sadar bahwa aku dahulu tidak taat kepada-Mu. Aku benar-benar rusak dan penuh cela. Sebelumnya, aku hanya menyia-nyiakan hidupku. Mulai hari ini aku akan hidup untuk-Mu. Aku akan menjalani kehidupan yang bermakna, dan memenuhi kehendak-Mu. Kiranya Roh-Mu selalu bekerja di dalam diriku, selalu menerangi dan mencerahkan aku. Biarlah aku dapat memberikan kesaksian yang kuat dan agung di hadapan-Mu. Biarlah Iblis melihat kemuliaan-Mu, kesaksian-Mu, dan bukti kemenangan-Mu di dalam diri kami." Ketika engkau berdoa dengan cara demikian, hatimu akan sepenuhnya dibebaskan. Setelah berdoa dengan cara demikian, hatimu akan lebih dekat dengan Tuhan, dan dengan sering berdoa dengan cara demikian, Roh Kudus pasti akan bekerja di dalam dirimu. Jika engkau selalu berseru kepada Tuhan dengan cara demikian, dan bertekad di hadapan-Nya, saatnya akan tiba ketika tekadmu dapat diterima di hadapan Tuhan, ketika hatimu dan seluruh keberadaanmu didapatkan oleh Tuhan, dan engkau akhirnya disempurnakan oleh-Nya. Doa adalah hal yang paling penting bagi engkau sekalian. Ketika engkau berdoa dan engkau menerima pekerjaan Roh Kudus, hatimu akan dijamah oleh Tuhan, dan kekuatan untuk mengasihi Tuhan akan timbul di dalam dirimu. Jika engkau tidak berdoa dengan hatimu, jika engkau tidak membuka hatimu untuk bersekutu dengan Tuhan, Tuhan pun tidak mungkin bekerja di dalam dirimu. Jika, setelah berdoa dan mengucapkan perkataan di dalam hatimu, Roh Tuhan belum memulai pekerjaan-Nya dan engkau belum menerima inspirasi, ini menunjukkan bahwa hatimu kurang tulus, kata-katamu tidak benar, dan masih tidak suci. Jika, setelah berdoa, engkau merasa bersyukur, berarti doamu telah diterima oleh Tuhan dan Roh Tuhan sedang bekerja di dalam dirimu. Sebagai seseorang yang melayani di hadapan Tuhan, engkau tidak bisa tanpa doa. Jika engkau benar-benar memandang persekutuan dengan Tuhan sebagai sesuatu yang bermakna dan berharga, dapatkah engkau meninggalkan doa? Tidak ada orang yang bisa hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan. Tanpa doa, engkau hidup dalam daging, dalam belenggu Iblis; tanpa doa yang benar, engkau hidup di bawah pengaruh kegelapan. Aku berharap saudara dan saudari dapat memanjatkan doa yang benar setiap hari. Ini bukan perihal kepatuhan terhadap aturan, melainkan tentang mencapai hasil tertentu. Bersediakah engkau mengorbankan sedikit waktu tidur dan kesenangan agar dapat bangun awal untuk memanjatkan doa subuh dan menikmati firman Tuhan? Jika engkau berdoa dengan hati yang suci dan makan dan minum firman Tuhan seperti ini, engkau akan lebih diterima oleh Tuhan. Jika engkau melakukannya setiap pagi, jika setiap hari engkau berlatih memberikan hatimu kepada Tuhan, berbicara dan berhubungan dengan-Nya, pengetahuanmu tentang Tuhan pasti meningkat, dan engkau akan lebih mampu memahami kehendak Tuhan. Engkau mengatakan "Ya Tuhan! Aku bersedia melaksanakan tugasku. Hanya kepada-Mu kuabdikan seluruh hidupku, agar Engkau dapat dimuliakan di dalam diri kami, sehingga Engkau dapat menikmati kesaksian di dalam diri kami, kelompok orang ini. Aku mohon agar Engkau bekerja di dalam diri kami, sehingga aku dapat sungguh-sungguh mengasihi dan menyenangkan Engkau, dan menjadikan Engkau sebagai tujuan yang ingin kucapai." Ketika engkau mengambil beban ini, Tuhan pasti akan membuat engkau sempurna. Engkau seharusnya tidak hanya berdoa untuk dirimu sendiri, tetapi juga demi melakukan kehendak Tuhan, dan demi mengasihi Dia. Seperti itulah doa yang paling benar. Apakah engkau orang yang berdoa demi melakukan kehendak Tuhan? Sebelumnya, engkau sekalian tidak tahu cara berdoa, dan mengabaikan doa. Sekarang, engkau harus melakukan usaha terbaikmu untuk melatih dirimu berdoa. Jika engkau tidak dapat membangkitkan kekuatan di dalam dirimu untuk mengasihi Tuhan, lalu bagaimana engkau bisa berdoa? Katakanlah "Ya Tuhan! Hatiku tidak mampu sungguh-sungguh mengasihi-Mu, aku ingin mengasihi-Mu, tetapi aku kekurangan kekuatan. Apa yang harus aku lakukan? Kiranya Engkau membuka mata rohaniku dan kiranya Roh-Mu menjamah hatiku. Biarlah saat aku datang ke hadapan-Mu, aku melepaskan semua kenegatifan, tidak dihalangi oleh siapa pun, materi, atau benda apa pun, serta membuka hatiku sepenuhnya di hadapan-Mu, sedemikian rupa sehingga seluruh keberadaanku dapat kuserahkan di hadapan-Mu. Bagaimanapun Engkau ingin mengujiku, aku siap. Sekarang, aku tidak memikirkan prospek masa depanku, dan aku juga tidak terbeban oleh kematian. Dengan hati yang mengasihi-Mu, aku ingin mencari jalan kehidupan. Segala hal, segala sesuatu—semua ada di tangan-Mu; nasibku berada di tangan-Mu, dan Engkau memegang hidupku di tangan-Mu. Sekarang, aku berusaha mengasihi-Mu, dan terlepas dari apakah Engkau mengizinkan aku mengasihi-Mu, terlepas dari bagaimana Iblis mengganggu, aku bertekad untuk mengasihi-Mu." Ketika engkau menghadapi masalah ini, berdoalah dengan cara demikian. Jika engkau berdoa seperti ini setiap hari, kekuatan untuk mengasihi Tuhan secara bertahap akan meningkat. Dikutip dari "Tentang Penerapan Doa" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia" Jadilah orang yang jujur; berdoalah kepada Tuhan untuk membersihkanmu dari kelicikan di dalam hatimu. Selalu sucikan dirimu melalui doa, biarlah Roh Tuhan menjamahmu dalam doa, dan watakmu akan berubah secara bertahap. Kehidupan rohani sejati adalah kehidupan doa—itu adalah kehidupan yang dijamah oleh Roh Kudus. Proses dijamah oleh Roh Kudus adalah proses mengubah watak manusia. Kehidupan yang tidak dijamah oleh Roh Kudus bukanlah kehidupan rohani, melainkan kehidupan dalam ritual keagamaan belaka. Hanya mereka yang sering dijamah oleh Roh Kudus, dan telah dicerahkan dan diterangi oleh Roh Kudus, adalah orang yang telah memasuki kehidupan rohani. Watak manusia terus berubah saat dia berdoa. Semakin Roh Tuhan menjamahnya, semakin proaktif dan taatlah dia. Jadi, hatinya juga akan disucikan secara bertahap, dan wataknya akan perlahan-lahan berubah. Itulah dampak dari doa yang benar. Dikutip dari "Tentang Penerapan Doa" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia" Doa terutama adalah tentang berbicara dengan jujur. "Ya Tuhan! Engkau tahu kerusakan manusia. Saat ini aku telah melakukan hal tidak masuk akal lainnya. Aku memiliki motif—aku orang yang curang. Aku tidak bertindak sesuai dengan kehendak-Mu atau kebenaran. Aku bertindak menurut keinginanku dan berusaha untuk membenarkan diriku sendiri. Sekarang, aku menyadari kerusakanku. Kumohon kepada-Mu untuk lebih mencerahkanku dan memungkinkanku untuk memahami kebenaran, melakukannya, dan menyingkirkan kerusakan ini." Berbicaralah seperti ini; berikan penjelasan faktual tentang hal-hal yang faktual. Kebanyakan orang sering kali tidak berdoa dengan sungguh-sungguh; mereka hanya mengingat kembali masa lalu, dengan sedikit pengetahuan dalam pikiran mereka dan kesediaan untuk bertobat, tetapi mereka tidak merenungkan ataupun memahami kebenaran. Merenungkan firman Tuhan dan mencari kebenaran sambil berdoa adalah jauh lebih mendalam daripada sekadar kenangan dan pengetahuan. Jamahan yang melawatmu oleh pekerjaan Roh Kudus serta pencerahan dan penerangan pekerjaan-Nya yang disediakan bagimu melalui firman Tuhan, itulah yang menuntunmu pada pengetahuan sejati dan pertobatan sejati; semua ini jauh lebih mendalam daripada pemikiran dan pengetahuan manusia. Ini adalah sesuatu yang harus kauketahui dengan baik. Jika engkau hanya sibuk dengan pemikiran dan pemeriksaan yang dangkal dan sembarangan, jika engkau tidak memiliki jalan yang tepat untuk melakukan penerapan, dan jika engkau membuat sedikit kemajuan ke arah kebenaran, engkau akan tetap tidak mampu untuk berubah. Ada kalanya, misalnya, ketika orang bertekad untuk mengorbankan diri mereka dengan sungguh-sungguh untuk Tuhan, dan membalas kasih-Nya dengan tulus—tetapi, dengan keinginan ini pun, engkau mungkin tidak mengorbankan dirimu dengan banyak tenaga, dan dan hatimu mungkin tidak sepenuhnya berkomitmen untuk upaya tersebut. Namun, jika setelah berdoa dan dijamah, engkau berketetapan hati dan berkata, "Tuhan, aku bersedia menderita kesukaran; aku bersedia menerima ujian-Mu; dan aku bersedia untuk tunduk sepenuhnya kepada-Mu. Sebesar apa pun penderitaanku, aku bersedia membalas kasih-Mu. Aku menikmati kasih-Mu yang besar, dan Engkau telah membangkitkan aku, jadi—untuk ini, aku berterima kasih kepada-Mu dari lubuk hatiku, dan memberikan segala kemuliaan bagi-Mu," setelah menaikkan doa seperti itu, seluruh tubuhmu akan diberi kekuatan, dan engkau akan memiliki jalan untuk melakukan penerapan. Inilah hasil dari doa. Setelah orang berdoa, Roh Kudus mulai bekerja dalam diri mereka, mencerahkan, menerangi, dan membimbing mereka, serta memberi kepada mereka iman dan keberanian yang diperlukan untuk melakukan kebenaran. Ada orang yang membaca firman Tuhan setiap hari tanpa memperoleh hasil seperti itu, tetapi, setelah membaca firman Tuhan, jika mereka mempersekutukannya, hati mereka semakin terang, dan mereka menemukan jalan ke depan. Jika, selain itu, Roh Kudus juga sedikit menjamahmu dan memberimu sedikit bimbingan, serta sedikit beban, hasilnya tentu saja akan sangat berbeda. Jika engkau membaca firman Tuhan sendiri, engkau mungkin sedikit terjamah, dan engkau mungkin menangis, hanya untuk mendapati bahwa perasaan itu berlalu setelah beberapa saat. Namun, jika engkau menaikkan doa dengan air mata, doa yang sungguh-sungguh, atau doa yang sejati dan tulus, engkau akan diberi kekuatan yang dapat bertahan selama berhari-hari. Inilah hasil dari doa. Tujuan doa adalah agar orang-orang datang ke hadapan Tuhan dan menerima apa yang akan Dia berikan kepada mereka. Jika engkau sering berdoa, dan sering datang ke hadapan Tuhan untuk bersekutu dengan-Nya, dan memiliki hubungan yang normal dengan-Nya, hatimu akan selalu dijamah oleh-Nya, dan akan selalu menerima perbekalan-Nya—dan orang yang selalu menerima perbekalan Tuhan diubahkan, dan kondisi mereka semakin membaik. Secara khusus, ketika saudara-saudari berdoa bersama-sama, kekuatan yang sangat besar muncul sesudahnya, dan mereka merasa telah memperoleh banyak hal. Sebenarnya, mereka mungkin tidak banyak bersekutu dalam waktu-waktu mereka bersama; doalah yang membangkitkan mereka sedemikian rupa, sampai-sampai mereka tidak bisa menunggu sedetik pun untuk meninggalkan keluarga mereka dan dunia, dan mereka tidak menginginkan apa pun, dan hanya memiliki Tuhan saja sudah cukup. Sungguh iman yang luar biasa! Kuasa yang diberikan oleh pekerjaan Roh Kudus kepada manusia dapat dinikmati tanpa henti! Seberapa jauh engkau bisa melangkah tanpa mengandalkan kuasa itu, melainkan menguatkan dirimu sendiri dan bersikap angkuh saat engkau berjalan, atau bergantung pada ketekunan dan tekadmu sendiri? Tidak jauh engkau berjalan di mana engkau akan jatuh dan direndahkan; saat engkau berjalan, kekuatanmu akan gagal. Orang harus menjaga hubungan mereka dengan Tuhan sampai akhir! Namun manusia, saat dia berjalan, menyimpang jauh dari Tuhan. Tuhan adalah Tuhan, manusia adalah manusia, dan masing-masing mengikuti jalannya sendiri; Tuhan mengucapkan firman Tuhan, dan manusia menempuh jalannya sendiri, yang tidak sama dengan jalan Tuhan. Ketika orang kehilangan kekuatan dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, mereka datang ke hadapan Tuhan untuk menaikkan doa dengan beberapa patah kata dan meminjam sedikit kekuatan. Setelah mendapatkan sedikit kekuatan, mereka kembali meninggalkan Tuhan. Dalam beberapa saat, mereka kehabisan kekuatan, dan kembali kepada Tuhan untuk meminta kekuatan lagi. Ketika bertindak seperti ini, orang tidak dapat mempertahankan kekuatannya untuk waktu yang lama; jika orang meninggalkan Tuhan, mereka tidak punya jalan ke depan. Dikutip dari "Makna Penting dan Praktik Doa" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman" Terkadang, berpaling kepada Tuhan tidak berarti meminta Tuhan untuk melakukan sesuatu menggunakan perkataan yang spesifik, atau meminta bimbingan atau perlindungan khusus kepada-Nya. Sebaliknya, ketika orang menghadapi suatu masalah, mereka dapat berseru kepada-Nya dengan tulus. Jadi, apa yang Tuhan lakukan ketika orang berseru kepada-Nya? Ketika hati seseorang tergerak dan mereka berpikir "Ya Tuhan, aku tidak dapat melakukan ini sendiri. Aku tidak tahu bagaimana melakukannya, dan aku merasa lemah dan negatif ...," ketika semua pemikiran ini muncul di dalam diri mereka, bukankah Tuhan tahu akan hal itu? Ketika semua pemikiran ini muncul di dalam diri manusia, apakah hati mereka tulus? Ketika mereka berseru kepada Tuhan dengan tulus seperti ini, apakah Tuhan berkenan untuk membantu mereka? Meskipun kenyataannya mereka mungkin tidak mengucapkan sepatah kata pun, mereka menunjukkan ketulusan, dan karena itu Tuhan berkenan untuk membantu mereka. Ketika seseorang menghadapi masalah yang sangat sulit, ketika mereka tidak memiliki siapa pun untuk berpaling, dan ketika mereka merasa sangat tidak berdaya, mereka menaruh satu-satunya harapan mereka kepada Tuhan. Seperti apa doa mereka? Bagaimana keadaan pikiran mereka? Apakah mereka tulus? Apakah ada kepalsuan pada saat itu? Ketika engkau memercayai Tuhan seolah-olah Dia adalah orang terakhir yang kauharapkan untuk menyelamatkan hidupmu, berharap bahwa Dia akan membantumu, barulah itu berarti hatimu tulus. Meskipun engkau mungkin tidak banyak bicara, hatimu telah tergerak. Artinya, engkau memberikan hatimu yang tulus kepada Tuhan, dan Tuhan mendengar. Ketika Tuhan mendengar, Dia melihat kesulitanmu, dan Dia akan mencerahkan, membimbing, dan membantumu. Dikutip dari "Orang Beriman Pertama-tama Perlu Memahami yang Sebenarnya Mengenai Tren Kejahatan di Dunia" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman" Adakalanya, ketika engkau sedang menikmati firman Tuhan, rohmu terjamah dan engkau merasa bahwa, tidak dapat tidak, engkau harus mengasihi Tuhan, bahwa dalam dirimu ada kekuatan dahsyat, dan bahwa tidak ada apa pun yang tidak dapat engkau singkirkan. Jika engkau merasa seperti itu, engkau telah dijamah oleh Roh Tuhan, dan hatimu telah sepenuhnya berbalik kepada Tuhan, dan engkau akan berdoa kepada Tuhan dengan berkata "Ya, Tuhan! Kami benar-benar telah Kautentukan dari semula dan Kaupilih. Kemuliaan-Mu memberiku kebanggaan, dan betapa mulia rasanya bagiku untuk menjadi salah seorang dari umat-Mu. Aku akan mengorbankan dan memberikan apa pun untuk melakukan kehendak-Mu, dan akan mengabdikan seluruh tahun-tahunku, dan semua upaya seumur hidupku, bagi-Mu." Ketika engkau berdoa seperti ini, akan ada kasih tanpa akhir dan ketaatan sejati kepada Tuhan dalam hatimu. Pernahkah engkau memiliki pengalaman seperti ini? Jika orang sering dijamah oleh Roh Tuhan, mereka secara khusus bersedia mengabdikan diri kepada Tuhan dalam doa-doanya "Ya, Tuhan! Aku ingin melihat hari kemuliaan-Mu dan aku ingin hidup bagi-Mu—tiada yang lebih berharga atau bermakna selain dari hidup bagi-Mu, dan tidak kupunyai sedikit pun keinginan untuk hidup bagi Iblis dan daging. Engkau meninggikan aku dengan memampukan aku untuk hidup bagi-Mu saat ini." Ketika engkau telah berdoa dengan cara ini, engkau akan merasa bahwa engkau, tidak dapat tidak, harus menyerahkan hatimu kepada Tuhan, bahwa engkau harus mendapatkan Tuhan, dan bahwa engkau tidak ingin mati tanpa mendapatkan Tuhan selagi engkau masih hidup. Setelah mengucapkan doa seperti itu, akan ada kekuatan yang tak terbatas dalam dirimu, tetapi engkau tidak akan tahu dari mana datang kekuatan itu; di dalam hatimu akan ada kekuatan tak terbatas, dan engkau akan memiliki suatu perasaan bahwa Tuhan itu begitu indah dan bahwa Dia patut dicintai. Pada saat inilah engkau telah dijamah oleh Tuhan. Semua orang yang memiliki pengalaman seperti itu telah dijamah oleh Tuhan. Bagi mereka yang kerap kali dijamah Tuhan, perubahan terjadi dalam hidupnya, mereka mampu membulatkan tekad mereka dan ingin untuk sepenuhnya mendapatkan Tuhan, kasih kepada Tuhan dalam hati mereka semakin kuat, hati mereka telah sepenuhnya berpaling kepada Tuhan, mereka tidak mengindahkan keluarga, dunia, keterikatan, atau masa depan mereka, dan mereka rela mengabdikan upaya seumur hidup mereka bagi Tuhan. Semua orang yang telah dijamah oleh Roh Tuhan adalah orang-orang yang mengejar kebenaran dan yang mempunyai harapan untuk disempurnakan oleh Tuhan. Dikutip dari "Kenalilah Pekerjaan Terbaru Tuhan dan Ikutilah Jejak Langkah-Nya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia" Sekarang seharusnya engkau mampu melihat dengan jelas jalan yang ditempuh oleh Petrus. Jika engkau dapat melihat jalan Petrus dengan jelas, engkau pasti akan yakin tentang pekerjaan yang sedang dikerjakan saat ini, sehingga engkau tidak akan mengeluh atau bersikap pasif, atau merindukan apa pun. Engkau harus mengalami suasana hati Petrus pada saat itu Petrus dilanda kesedihan; dia tidak lagi meminta masa depan atau berkat. Petrus tidak mencari keuntungan, kebahagiaan, ketenaran, atau kekayaan di dunia; dia hanya berusaha menjalani kehidupan yang paling bermakna, yaitu membalas kasih Tuhan dan mempersembahkan apa yang dianggapnya paling berharga kepada Tuhan. Kemudian barulah Petrus merasa puas dalam hatinya. Petrus sering berdoa kepada Yesus dengan kata-kata "Tuhan Yesus Kristus, aku pernah mengasihi-Mu, tetapi aku tidak pernah sungguh-sungguh mengasihi-Mu. Meskipun aku berkata aku beriman kepada-Mu, aku tidak pernah mengasihi-Mu dengan hati yang tulus. Aku hanya mengagumi-Mu, memuja-Mu, dan merindukan-Mu, tetapi aku tidak pernah mengasihi-Mu atau sungguh-sungguh beriman kepada-Mu." Petrus selalu berdoa untuk membuat keputusannya, dan dia selalu didorong oleh perkataan Yesus dan mendapatkan motivasi darinya. Kemudian, setelah pengalamannya selama beberapa waktu, Yesus mengujinya, menggugahnya agar lebih merindukan-Nya. Petrus berkata "Tuhan Yesus Kristus! Betapa aku merindukan-Mu, dan rindu untuk memandang-Mu. Kekuranganku sangat banyak, dan aku tidak mampu membalas kasih-Mu. Kumohon agar Engkau segera membawaku pergi. Kapan Engkau akan membutuhkanku? Kapan Engkau akan membawaku pergi? Kapan aku akan sekali lagi memandang wajah-Mu? Aku tidak ingin hidup lebih lama di dalam tubuh ini, terus menjadi rusak, dan aku tidak mau lagi memberontak. Aku siap mempersembahkan segala milikku kepada-Mu sesegera mungkin, dan aku tidak mau lagi membuat-Mu sedih." Beginilah cara Petrus berdoa, tetapi pada saat itu dia tidak tahu apa yang akan disempurnakan Yesus dalam dirinya. Dalam penderitaannya selama ujian, Yesus kembali menampakkan diri kepadanya dan berkata "Petrus, Aku ingin menyempurnakanmu, sehingga engkau menjadi buah, yang merupakan perwujudan penyempurnaan-Ku akan dirimu, dan yang akan Kunikmati. Dapatkah engkau sungguh-sungguh menjadi kesaksian bagi-Ku? Sudahkah engkau melakukan apa yang Kuminta? Sudahkah engkau hidup dalam perkataan yang Kuucapkan? Engkau pernah mengasihi-Ku, tetapi walaupun engkau mengasihi-Ku, sudahkah engkau hidup dalam-Ku? Apa yang telah kaulakukan untuk-Ku? Engkau menyadari bahwa engkau tidak layak menerima kasih-Ku, tetapi apa yang telah kaulakukan untuk-Ku?" Petrus menyadari bahwa dia belum pernah melakukan apa pun untuk Yesus dan mengingat sumpahnya di masa lalu untuk memberikan hidupnya kepada Tuhan. Oleh karena itu, Petrus tidak mengeluh lagi, dan doa-doanya sejak saat itu menjadi jauh lebih baik. Petrus berdoa, ujarnya "Tuhan Yesus Kristus! Aku pernah meninggalkan-Mu, dan Engkau juga pernah meninggalkanku. Kita pernah hidup berjauhan, dan pernah tinggal bersama berdampingan. Namun Engkau mengasihiku lebih dari segalanya. Aku telah berulang kali memberontak terhadap-Mu dan berulang kali mendukakan-Mu. Bagaimana aku bisa melupakan hal-hal seperti itu? Aku selalu mengingat dan tidak pernah melupakan pekerjaan yang telah Engkau lakukan terhadapku dan apa yang telah Engkau percayakan kepadaku. Aku telah melakukan segala sesuatu yang kubisa dengan pekerjaan yang telah Engkau lakukan terhadapku. Engkau tahu apa yang dapat kulakukan, dan Engkau lebih tahu peran apa yang dapat kumainkan. Aku ingin tunduk pada pengaturan-Mu, dan aku akan mempersembahkan segala yang kumiliki kepada-Mu. Hanya Engkau yang tahu apa yang dapat kulakukan untuk-Mu. Walaupun Iblis sering kali memperdayaku dan aku memberontak terhadap-Mu, aku percaya Engkau tidak mengingatku karena pelanggaran-pelanggaran itu, dan Engkau tidak memperlakukanku berdasarkan pelanggaran-pelanggaran itu. Aku ingin mempersembahkan seluruh hidupku kepada-Mu. Aku tidak meminta apa pun, dan tidak memiliki harapan atau rencana lain; aku hanya ingin bertindak sesuai dengan maksud-Mu dan melakukan kehendak-Mu. Aku akan minum dari cawan-Mu yang pahit, dan aku siap menjalankan perintah-Mu." Dikutip dari "Cara Petrus Mengenal Yesus" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Apakahsemua orang Kristen adalah murid Kristus? Kesalahpahaman seringkali terjadi saat orang mendengar kata “Pemuridan”, karena langsung mengasosiasikannya dengan istilah murid Sekolah Minggu. Padahal dalam Perjanjian Baru, kata “murid” khusus ditujukan untuk 12 murid Yesus. Itu berarti orang dewasa pun dapat disebut murid.
Oleh Saudara Zhang Liang Tahukah Anda cara berdoa orang Kristen yang benar? Tahukah Anda bagaimana berdoa dengan hati Anda agar didengar oleh Tuhan? Apakah doa Anda sejalan dengan kehendak Tuhan? Beberapa saudara-saudari belajar dari beberapa contoh doa orang Kristen; beberapa mempelajari cara doa orang Kristen. Teks berikut ini akan memberi tahu Anda tiga prinsip, dan membantu Anda memahami bagaimana seharusnya orang Kristen berdoa sehingga Tuhan akan mendengar. Isi 1. Dalam Doa, Apakah Engkau Berbicara kepada Tuhan Secara Terbuka, Memercayakan kepada-Nya Pikiran-Pikiranmu yang Sebenarnya? 2. Apakah Engkau Berdoa untuk Menerapkan Firman Tuhan dan Meraih Pertumbuhan dalam hidupmu? 3. Apakah Engkau Berdoa untuk Mencari Pemahaman atas Kehendak Tuhan dan untuk Menjadi Kesaksian bagi-Nya? 1. Dalam Doa, Apakah Engkau Berbicara kepada Tuhan Secara Terbuka, Memercayakan kepada-Nya Pikiran-Pikiranmu yang Sebenarnya? Sering kali, kita memperhatikan hal-hal detail seperti panjangnya doa atau kata-kata kita, atau bahkan kita berusaha menunjukkan tekad kita kepada Tuhan melalui kata-kata yang terdengar menyenangkan, tetapi kita jarang benar-benar membuka hati kita kepada Tuhan. Contohnya, kita biasa mengatakan "Tuhan, aku akan mengasihi-Mu, mengorbankan diriku bagi-Mu, dan seberapa pun besarnya bahaya atau kesulitan yang kualami, aku tidak akan menyerah. Aku akan mengikuti-Mu sepanjang umur hidupku!" Atau, "Tuhan, firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku, aku akan menaati firman-Mu dalam segala hal yang kulakukan, dan memenuhi kehendak-Mu!" Namun, ketika dihadapkan pada kesukaran dan kemunduran, atau ketika berbagai kesulitan muncul di rumah, kita sering tidak dapat menerapkan firman Tuhan dan kita tidak punya keinginan untuk memenuhi keinginan-Nya. Kita bahkan salah memahami Tuhan, mengeluh tentang Tuhan, kehilangan motivasi, juga mengkhianati dan berjalan menjauh dari-Nya. Bahwa kita berperilaku seperti ini dalam situasi-situasi praktis membuktikan kurangnya ketulusan dalam doa kita kepada Tuhan, sebaliknya doa kita hanyalah membual dan melontarkan kata-kata kosong yang terdengar indah dalam upaya untuk menyenangkan Tuhan. Doa kita juga bertujuan membuat orang lain mengagumi kita, membuat Tuhan dan orang-orang melihat bahwa kita mengasihi Tuhan dan setia kepada-Nya, tetapi pada kenyataannya, doa kita dipenuhi dengan kemunafikan dan tipu daya. Pada dasarnya, semua itu adalah upaya untuk membodohi dan menipu Tuhan. Bagaimana mungkin kita berharap Tuhan mendengar doa-doa semacam ini? Yesus pernah menyampaikan perumpamaan ini "Dua orang pergi ke bait suci untuk berdoa; yang satu orang Farisi, dan yang lainnya pemungut cukai. Orang Farisi berdiri dan berdoa demikian dengan dirinya sendiri, 'Tuhan, aku berterima kasih, bahwa aku tidak seperti orang lain, pemeras, tidak adil, pezina, atau bahkan seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan perpuluhan dari semua yang kumiliki.' Dan pemungut cukai itu, sambil berdiri jauh-jauh, tidak mau mengangkat matanya menatap surga, tetapi memukul dadanya, berkata, 'Tuhan, kasihanilah aku orang berdosa.' Aku berkata kepadamu, orang ini dan seisi rumahnya dibenarkan daripada yang satunya karena setiap orang yang meninggikan dirinya akan direndahkan; dan yang merendahkan dirinya akan ditinggikan" Lukas 1810-14. Tidaklah sulit untuk melihat bahwa orang Farisi itu berdoa dengan cara yang sombong, tampaknya ia tidak menyadari dosa-dosanya sendiri, ia memamerkan diri sendiri atas dasar perbuatan baiknya yang penuh kepura-puraan. Dia dengan mementingkan dirinya sendiri memamerkan kesetiaannya kepada Tuhan, mengatakan hal-hal yang kedengarannya indah kepada Tuhan, memamerkan dirinya di hadapan Tuhan sambil meremehkan si pemungut cukai pemungut pajak. Doa yang munafik seperti itu tidak akan pernah bisa dipuji oleh Tuhan. Doa pemungut cukai itu tulus, secara terbuka mengakui dosa-dosanya kepada Tuhan, mengakui bahwa dia seorang berdosa, dan mengungkapkan penyesalannya. Dia juga menunjukkan kesediaannya untuk bertobat kepada Tuhan, dan memohon belas kasihan Tuhan. Melihat ketulusan dalam doanya, Yesus memuji doa pemungut cukai itu. Perumpamaan Yesus memberi tahu kita bahwa Tuhan membenci penggunaan kata-kata yang kosong dan menyombongkan diri, atau kata-kata yang mengenakkan telinga untuk menjilat Tuhan atau menipu-Nya. Tuhan ingin agar kita mengungkapkan hati kita yang sejujurnya dan menyampaikan pikiran kita yang sebenarnya, mengucapkan kebenaran, berkomunikasi dengan Tuhan dengan tulus. Tuhan Yesus berkata, "Ketika penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran karena Bapa mencari penyembah yang seperti itu. Tuhan adalah Roh dan mereka yang menyembah Dia harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran" Yohanes 423-24. Dan bagian lain dari firman Tuhan adalah "Standar terendah yang Tuhan tuntut dari manusia adalah mereka dapat membuka hati mereka kepada-Nya. Jika manusia memberikan isi hatinya yang sesungguhnya kepada Tuhan dan mengatakan yang sebenarnya ada dalam hatinya kepada Tuhan, Tuhan bersedia bekerja di dalam diri manusia; Tuhan tidak menginginkan hati manusia yang bengkok, melainkan hati yang murni dan tulus. Jika manusia tidak sungguh-sungguh menyampaikan isi hatinya kepada Tuhan, Tuhan tidak menjamah hati manusia, atau bekerja di dalam dirinya. Dengan demikian, hal yang paling penting dalam berdoa adalah mengucapkan isi hatimu yang tulus kepada Tuhan, memberi tahu Tuhan tentang kelemahan atau watak pemberontakmu dan sepenuhnya membuka dirimu kepada Tuhan. Hanya setelah itu Tuhan akan tertarik pada doa-doamu; jika tidak, Tuhan akan menyembunyikan muka-Nya darimu" "Tentang Penerapan Doa". Dari sini kita dapat melihat bahwa kita harus terbuka dan tulus kepada Tuhan, memberitahukan kepada-Nya pikiran kita yang terdalam dan kebenarannya, katakan kepada Tuhan tentang keadaan dan masalah kita yang sebenarnya, dan carilah bimbingan Tuhan. Hanya dengan demikian Tuhan akan mendengar doa-doa kita. Ketika kita berdoa, kita dapat mengatakan kepada Tuhan tentang kesulitan dan penderitaan yang kita hadapi dalam hidup kita, dan mencari kehendak Tuhan. Atau kita dapat datang di hadapan Tuhan dan membuka diri kepada-Nya tentang pelanggaran kita atau kerusakan apa pun yang telah kita ungkapkan setiap hari. Seperti inilah berdialog secara tulus dengan Tuhan dalam segala hal. Seperti ketika kita sering merasa tergila-gila dengan dunia ini dan ingin mengikuti tren masyarakat, terobsesi dengan kesenangan duniawi, dan kita tidak bisa membuat pikiran kita tenang di hadapan Tuhan, kita dapat berdoa kepada Tuhan "Tuhan! Aku mendapati bahwa aku tidak mengasihi kebenaran di dalam hatiku, tetapi selalu memikirkan dunia yang memesona di luar sana. Bahkan ketika berada dalam kebaktian, dalam doa, atau membaca firman-Mu, aku tidak dapat menenangkan pikiranku. Aku ingin meninggalkan daging, tetapi aku merasa tidak berdaya untuk melakukannya. Tuhan! Kumohon Roh-Mu menggerakkan hatiku yang mati rasa ini, memberiku iman dan kekuatan untuk mengatasi godaan Iblis dan membuat hatiku tenang di hadapan-Mu." Setelah beberapa kali berdoa dengan tulus seperti ini, Roh Kudus akan membimbing dan menuntun kita untuk melihat bahwa mengikuti tren sosial akan membuat kita hidup dalam dosa dan menjadi semakin jauh dari Tuhan. Roh Kudus juga akan menyentuh kita, dan memberi kita hati yang penuh kasih akan kebenaran. Kita kemudian akan dapat meninggalkan daging dengan cara-cara yang nyata, dan mengatasi godaan dan rayuan Iblis—ini adalah hasil yang dapat kita capai dengan berbicara dari hati dalam doa kepada Tuhan. Namun, jika kita tidak membuka hati kita kepada Tuhan dalam doa, sebaliknya berusaha untuk menjilat Tuhan dan menipu-Nya dengan menggunakan kata-kata yang mengenakkan telinga, Tuhan tidak akan mendengar doa kita dan tidak akan menyentuh hati kita. Kita tidak akan mampu membedakan atau mengatasi godaan Iblis dan mau tidak mau akan mengikuti tren yang jahat, semakin menjauh dari Tuhan dan dirugikan oleh Iblis. Karena itu, jika kita ingin doa kita didengar oleh Tuhan, kita harus terbuka dan jujur di hadapan-Nya. Inilah langkah pertama yang harus kita lakukan. 2. Apakah Engkau Berdoa untuk Menerapkan Firman Tuhan dan Meraih Pertumbuhan dalam hidupmu? Setelah dirusak Iblis, kita dipenuhi watak rusak yang jahat seperti Iblis; kita egois, serakah, bengkok, menipu, dan hanya memikirkan kepentingan kita sendiri. Dalam semua hal, kita menempatkan keuntungan pribadi di atas segalanya dan bahkan dalam iman, kita menginginkan kasih karunia dan berkat yang semakin banyak dari Tuhan. Sebagian besar saudara-saudari percaya bahwa karena kita percaya kepada Tuhan, Dia akan memberkati dan memberi kepada kita kasih karunia, dan apa pun yang kita minta dari-Nya, Dia akan menyediakannya. Kita sering memohon dan berdoa kepada Tuhan untuk manfaat ragawi seperti sembuh dari penyakit, memberi kita kedamaian di rumah, atau mengizinkan anak-anak kita mendapatkan pekerjaan yang baik. Ketika kita menikmati kasih karunia-Nya, kita dengan sangat gembira memuji-Nya, tetapi ketika Dia tidak menjawab doa-doa kita seperti yang kita inginkan, kita mengeluh tentang Dia. Pernahkah engkau memikirkan apakah terus-menerus berdoa kepada Tuhan untuk kepentingan daging kita sendiri adalah persekutuan yang benar dengan Tuhan, apakah itu adalah ibadah kita yang sejati kepada-Nya? Jawabannya adalah tidak. Doa-doa semacam ini hanyalah upaya untuk mendapatkan berkat dari Tuhan; doa-doa ini menuntut berbagai hal dari-Nya dan berusaha agar Dia bertindak sesuai dengan kehendak kita sendiri. Itu tidak memperlakukan Dia sebagai Tuhan. Doa-doa semacam ini hanya dapat membangkitkan kemarahan Tuhan, dan Dia tidak mendengarnya. Sebagai orang Kristen, kita tidak seharusnya hanya mencari berkat bagi daging kita atau berupaya agar Tuhan melimpahkan lebih banyak kasih karunia dan berkat bagi kita. Itu karena hal-hal ini hanya memungkinkan kita menikmati keberuntungan duniawi yang sekilas, tetapi tidak membantu kita bertumbuh sedikit pun dalam kehidupan. Doa-doa itu juga tidak dapat membantu kita mencapai ketaatan yang sejati maupun sikap yang takut akan Tuhan. Doa dan permohonan kita haruslah lebih berfokus pada pemahaman kita akan kebenaran, bagaimana menerapkan firman Tuhan, dan bertumbuh dalam kehidupan kita. Hanya doa semacam ini yang sejalan dengan kehendak Tuhan. Tuhan Yesus berkata, "Dan janganlah mencari apa yang akan engkau makan, atau apa yang akan engkau minum, dan hendaklah engkau tidak bimbang. Sebab semua hal ini dikejar oleh bangsa-bangsa di dunia dan Bapamu tahu bahwa engkau membutuhkan hal-hal ini. Namun, carilah kerajaan Tuhan; dan semua hal ini akan ditambahkan kepadamu" Lukas 1229–31. "Rohlah yang menghidupkan; daging tidak menghasilkan apa-apa segala perkataan yang Aku katakan kepadamu adalah roh dan kehidupan" Yohanes 663. Kehendak Tuhan adalah agar kita menerapkan dan menghidupi firman-Nya, dan melalui firman-Nya memperoleh kebenaran dan kehidupan sehingga kita dapat mencapai keselarasan dengan Tuhan dan pada akhirnya dapat masuk ke dalam kerajaan-Nya. Oleh karena itu, doa kita harus dipusatkan di seputar bagaimana menerapkan dan mengalami firman-Nya; dengan cara ini, Dia akan menuntun kita dalam menjalani pekerjaan-Nya, kita akan terus memahami semakin banyak kebenaran, dan kita akan dapat menghidupi firman Tuhan. Pikirkan bagaimana kita semua sering berdusta dan melakukan hal-hal yang menipu demi melindungi reputasi, status, kekayaan, atau kepentingan kita sendiri. Kita tahu betul bahwa semua ini adalah dosa, tetapi kita tidak dapat menghentikan diri kita untuk berbuat dosa. Bahkan seandainya kita tidak berdusta dengan kata-kata kita, di dalam hati, kita memperhitungkan apa yang harus dikatakan untuk melindungi nama baik, keuntungan, dan kedudukan kita sendiri, dan apa yang harus kita lakukan agar kepentingan kita tidak dikorbankan. Ketika kita menyadari bahwa kita memiliki dorongan untuk berdusta atau melakukan sesuatu yang tidak jujur, kita harus menghadap Tuhan dan berdoa, "Ya Tuhan! Aku telah melihat bahwa aku tidak mampu mencapai kesederhanaan dan kejujuran seorang anak, melainkan tetap tidak dapat menghentikan diri dari berdusta atau menipu. Jika aku terus seperti ini, Engkau pasti akan membenciku. Tuhan! Aku benar-benar membutuhkan keselamatan-Mu—kumohon Engkau menuntunku untuk menjadi seorang yang jujur, dan jika aku berdusta atau menipu lagi, kumohon Engkau mendisiplinkan diriku." Setelah mempersembahkan doa seperti ini, ketika kita sekali lagi memiliki keinginan untuk berbohong demi kepentingan kita sendiri, kita akan merasakan teguran Roh Kudus di dalam diri kita. Kita akan menyadari dengan jelas bahwa Tuhan menuntut kita untuk menjadi orang yang jujur, dan Dia bersukacita dan memberkati orang-orang yang jujur. Kita tidak boleh berdusta demi menegakkan kepentingan kita sendiri, karena itu menjijikkan bagi Tuhan. Setelah kita menyadari semua ini, kita akan dapat meninggalkan motif licik dari hati kita, mencari kebenaran dari kenyataan, dan berbicara jujur. Dengan selalu melakukan seperti ini, sebelum mengetahuinya, dusta kita akan semakin berkurang, dan kita akan bisa masuk ke dalam realitas kebenaran dalam menjadi orang yang jujur, selangkah demi selangkah. Ini adalah buah dari doa untuk pertumbuhan dalam kehidupan. Tuhan Yesus berkata "Dan Aku berkata kepadamu Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Siapa yang mencari akan mendapat, siapa yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan" Lukas 119-10. Jelas, asalkan kita berdoa kepada Tuhan untuk memahami kebenaran dan kemampuan untuk menerapkan firman Tuhan, dan kita memperlakukan jalan masuk ke dalam kebenaran dengan sangat serius, Tuhan akan membimbing kita untuk memahami kebenaran dan masuk ke dalam realitas kebenaran, dan kita akan mampu bertumbuh dalam kehidupan rohani kita sedikit demi sedikit. 3. Apakah Engkau Berdoa untuk Mencari Pemahaman atas Kehendak Tuhan dan untuk Menjadi Kesaksian bagi-Nya? Dalam hidup, terkadang kita menghadapi masalah yang tidak sejalan dengan gagasan kita, seperti masalah di tempat kerja atau di rumah, atau kita bahkan mungkin dihadapkan dengan semacam bencana. Ketika hal-hal ini terjadi, kebanyakan dari kita meminta Tuhan untuk mengambil lingkungan yang tidak menyenangkan ini dan memberi kita damai sejahtera dan kebahagiaan. Meskipun kita bekerja keras atau bahkan melepaskan relasi dan pekerjaan kita untuk melayani Tuhan, jika kita menemukan sesuatu seperti penyakit parah, kita tidak dapat menenangkan diri dan mencari kehendak Tuhan, dan berdoa agar kita dapat memberikan kesaksian dan memuaskan Tuhan. Sebaliknya, kita berdoa kepada Tuhan, memohon kepada-Nya agar menyembuhkan penyakit kita agar kita dapat terbebas dari siksaan penyakit sesegera mungkin. Ketika Tuhan mengabulkan permintaan kita, kita berterima kasih dan memuji-Nya, tetapi ketika Dia tidak membuat kita sehat, kita berkecil hati dan kecewa terhadap Tuhan; kita hidup dalam kenegatifan, mengeluh tentang Dia dan kita bahkan memiliki dorongan untuk tidak lagi melakukan upaya apa pun bagi-Nya. Kita dapat melihat dari sini bahwa kita terlalu terpikat pada kepentingan daging kita sendiri; di dalam hati, kita tidak mencintai atau ingin memuaskan Tuhan. Kita sering membuat permintaan yang tidak masuk akal dalam doa-doa kita, mengajukan tuntutan kepada-Nya dengan cara yang mementingkan diri sendiri dan tercela agar Dia melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita sama sekali tidak menyembah Sang Pencipta dari kedudukan yang sepantasnya sebagai makhluk ciptaan. Mengapa Tuhan mau mengindahkan doa seperti itu? Lalu bagaimana kita harus berdoa agar sejalan dengan kehendak Tuhan? Firman-Nya mengarahkan kita ke jalan itu "Ketika engkau menghadapi kesulitan, bergegaslah berdoa kepada Tuhan 'Ya, Tuhan! Aku ingin memuaskan-Mu, aku ingin menanggung kesusahan ini sampai akhir untuk memuaskan hati-Mu, dan betapa pun besarnya rintangan yang aku hadapi, aku harus tetap memuaskan-Mu. Sekalipun aku harus menyerahkan seluruh hidupku, aku harus tetap memuaskan-Mu!' Dengan tekad ini, tatkala berdoa seperti ini, engkau akan dapat berdiri teguh dalam kesaksianmu" "Hanya Mengasihi Tuhan-lah yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan". "Engkau merana di dalam, dan penderitaanmu telah mencapai titik tertentu, tetapi engkau tetap bersedia datang di hadapan Tuhan dan berdoa, mengucapkan 'Ya, Tuhan! Aku tidak dapat meninggalkan Engkau. Walaupun ada kegelapan dalam diriku, aku ingin memuaskan Engkau; Engkau menyelami hatiku, dan aku ingin Engkau menanamkan lebih banyak kasih-Mu dalam diriku'" "Hanya dengan Mengalami Pemurnian Manusia Dapat Sungguh-Sungguh Mengasihi Tuhan". Ketika kesulitan menimpa, kita harus mencari kehendak Tuhan dan berdoa agar kita dapat menjadi kesaksian dan memuaskan Tuhan. Kita juga harus memiliki tekad untuk mengasihi dan memuaskan Tuhan, dan bersedia menanggung penderitaan fisik jika itu berarti menjadi kesaksian bagi Tuhan daripada berdoa demi kepentingan kita sendiri. Hanya doa semacam inilah yang sejalan dengan kehendak Tuhan, dan ini juga berarti memiliki jenis hati nurani dan akal sehat yang seharusnya kita miliki sebagai makhluk ciptaan. Sebagai contoh, Ayub kehilangan semua harta benda dan anak-anaknya melalui ujian yang ia hadapi dan dia sendiri menderita bisul dari kepala sampai ujung kaki; dia menderita rasa sakit emosional dan fisik yang luar biasa. Namun dia tidak mengeluh kepada Tuhan tentang mengapa Tuhan membiarkannya mengalami semua ini, dia juga tidak meminta Tuhan untuk menghilangkan penderitaannya. Sebaliknya, dia terlebih dahulu tunduk dan berdoa untuk mencari kehendak Tuhan. Dia menyadari bahwa semua yang dimilikinya tidak diperoleh melalui kerja kerasnya sendiri, tetapi telah dianugerahkan kepadanya oleh Tuhan; apakah Tuhan memberi atau mengambil, sebagai makhluk ciptaan kita tentu saja harus tunduk pada aturan dan pengaturan Tuhan. Kita tidak boleh memiliki tuntutan apa pun terhadap Tuhan, atau keluhan apa pun. Inilah akal sehat yang seharusnya kita miliki sebagai manusia. Ayub berkata "Dengan telanjang aku keluar dari rahim ibuku, dengan telanjang aku juga akan kembali ke situ Yahweh yang memberi, Yahweh juga yang mengambil; terpujilah nama Yahweh" Ayub 121 Ayub akhirnya menjadi kesaksian yang kuat bagi Tuhan dengan mengandalkan sikap hormatnya, ketaatannya, dan imannya kepada Tuhan. Kita harus belajar dari teladan Ayub dan ketika menjumpai sesuatu yang tidak sesuai dengan gagasan kita, terlebih dahulu kita harus menenangkan diri di hadapan Tuhan dan bergegas berdoa untuk mencari kehendak Tuhan, dan berdoa agar kita dapat memberi kesaksian dan memuaskan Tuhan. Inilah aspek paling penting dalam penerapan kita. Dengan cara ini, Tuhan dapat membimbing kita; Dia dapat memberi kita iman dan kekuatan untuk membantu kita melalui segala rintangan yang mungkin kita hadapi, agar kita dapat berdiri teguh dalam kesaksian kita di tengah berbagai ujian. Inilah tiga prinsip doa yang harus dipahami oleh orang Kristen yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Dengan menguasai tiga prinsip ini, doa-doa kita selalu didengar Tuhan dan kita semakin dekat kepada Tuhan. Syukur kepada Tuhan atas pencerahan-Nya. Jika Anda memiliki pertanyaan atau kesulitan dalam iman Anda, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui WhatsApp atau Messenger. Kami ada di sini untuk Anda. Anda juga dapat mengunduh dan menginstal aplikasi Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, di mana Anda dapat menemukan berbagai jenis buku, artikel, lagu-lagu pujian, dan karya film secara gratis. Dengan kontennya yang beraneka ragam, aplikasi Gereja Tuhan Yang Mahakuasa akan membantu membimbing Anda untuk mengikuti jejak langkah Anak Domba dan menikmati makanan dari air kehidupan.

Banyakorang, bahkan yang ateis, sering berdoa. Tapi, apa tujuannya? Menurut sebuah survei, setengah dari warga Prancis kadang-kadang berdoa atau bermeditasi ”supaya hati lebih tenang”. Namun doa mereka bukanlah suatu bentuk ibadat. Seperti orang Eropa pada umumnya, mereka hanya ingin mendapatkan ”ketenangan batin yang dihasilkan oleh doa”.

Banyak orang menginginkan hidupnya sebagai orang benar. Namun menjadi orang benar yang senantiasa benar-benar hidup dalam kebenaran tidaklah semudah mengatakannya. Dalam Alkitab, Daniel adalah orang benar, yang senantiasa berpegang pada kebenaran yang sudah diketahuinya. Apa buktinya? Tuhan berfirman kepada Yehezkiel ketika Ia hendak menghukum dosa orang Israel, “Dan biarpun Nuh, Daniel dan Ayub berada di tengah-tengahnya, demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, mereka tidak akan menyelamatkan baik anak laki-laki maupun anak perempuan, melainkan mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka,”Yeh. 1420. Luar biasa, pujian yang diberikan Tuhan pada Daniel, bahwa kebenaran itu dihidupinya, ternyata benar-benar penting hingga diulang tiga kali Yeh. 1414,16,20. Mengapa demikian? Pola hidup apakah yang dijalani Daniel? Daniel adalah satu dari empat pemuda Yehuda yang ditawan Nebukadnezar raja Babel, saat menaklukan Yoyakim Raja Yehuda di Yerusalem, yakni Hananya yang dinamai Sadrakh, Misael yang dinamai Mesakh dan Azarya yang dinamai Abednego. Karena mereka tidak bercela, berperawakan baik, memahami berbagai hikmat, berpengetahuan banyak dan memiliki pengertian tentang ilmu, mereka pun diajarkan tulisan dan bahasa Kasdim selama tiga tahun untuk bekerja di istana Raja. Lalu, Raja juga menetapkan makanan enak dan anggur yang biasa diminumnya untuk diberikan kepada empat pemuda tersebut. Namun, Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan diri dengan santapan itu. Jadi, Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai tulisan dan hikmat, dan mendapatkan pengertian tentang berbagai penglihatan dan mimpi. Ketika Raja memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, terbuktilah Daniel 10 kali lebih cerdas dari semua orang berilmu dan ahli jampi di seluruh kerajaannya. Suatu kali Raja Nebukadnezar bermimpi, namun ia lupa mimpinya. Jadi, ia menyuruh semua orang berilmu dan ahli jampi untuk menjelaskan mimpinya. Tapi tak seorang pun yang sanggup, sehingga Raja murka dan bermaksud melenyapkan mereka. Daniel meminta waktu untuk memberitahukan makna mimpi itu. Ia dan ketiga temannya berdoa dan Allah menyingkapkan rahasia itu dalam penglihatan malam. Nebukadnezar bertanya, ”Sanggupkah engkau memberitahukan kepadaku mimpi yang telah kulihat itu dengan maknanya?” Kata Daniel, ”Rahasia yang ditanyakan tuanku tidak dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum. Tetapi di sorga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang,” Dan. 227-28. Daniel memberitahu mimpi dan artinya, sehingga Raja berkata, ”Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu,” Dan. 247. Raja menjadikan Daniel penguasa dan kepala atas orang bijaksana di Babel. Orang benar bukan hanya berbuat baik saja, tetapi ia harus melakukan kebenaran, dengan segala risikonya. Hal ini tampak pada saat Nebukadnezar membuat patung emas yang tingginya 60 hasta dan lebarnya 6 hasta di Dura, Babel. Raja mengumpulkan para wakil, penguasa, bupati, penasihat, bendahara, hakim, ahli hukum agar menghadiri pentahbisan patung itu. Raja memberi perintah bahwa ketika mereka mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus dan serdam, maka mereka harus sujud menyembah patung tersebut. Siapa yang tidak menyembah patung itu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Tapi, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, tidak menyembah patung emas itu. Mereka tetap hidup dalam kebenaran dan berkata, “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu,” Mendengar perkataan mereka, Raja sangat geram, dan perapian dibuat 7 kali lebih panas daripada biasanya. Lalu, tiga pemuda ini diikat dengan jubah, celana, topi dan pakaian mereka serta dibuang dalam api. Karena mereka hidup benar, Allah membela dan menyelamatkan mereka dari nyala api, sehingga terkejutlah Raja dan berkata, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan ke dalam api? Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” Dan. 325. Akhirnya ketiganya dikeluarkan, namun tubuh mereka yang tidak terbakar, bahkan rambut, jubah atau bau kebakaran pun tidak ada pada mereka. Kata Raja, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang percaya kepada-Nya dan melanggar titah raja untuk tidak menyerahkan tubuh mereka kecuali kepada Allah mereka.” Mereka pun mendapat kedudukan tinggi dari raja. Begitu juga dengan Daniel, ketika berkuasa ia memilih untuk hidup benar dan tidak menerima suap. Ia menolak hadiah Raja Belsyazar ketika membaca tulisan rahasia di dinding untuk memberitahu maknanya Dan. 516-17. Ia bertanggungjawab dan tidak merugikan Raja atau mencari keuntungan sendiri. Ia tidak berkompromi dengan musuh. Ia memilih untuk hidup benar dan konsisten berdoa, memuji dan menyembah Allah 3 kali sehari Dan. 611. Ia percaya bahwa Allah pasti menyelamatkan dia dengan menutup mulut singa ketika dibuang ke dalam gua singa, Dan. 616-29. Mujizat yang luar biasa pun terjadi saat Daniel melakukan kebenaran Raja Darius mengirim surat pada rakyatnya, ”Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa,” Dan. 626-27. Ketika terjepit, Daniel dikuatkan karena visi tentang Mesias, “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah,” Walau lelah, Daniel tetap melakukan urusan Raja. Hal penting lain adalah ia selalu ”memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun. Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu,” Tidak ada alasan dan keinginan bagi orang benar untuk tidak hidup dalam kebenaran. Daniel berdoa, “…dengarkanlah doa hamba-Mu ini…, dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri,” Nubuatan-nubuatan yang ditulis oleh Nabi Daniel tentang akhir zaman begitu tepat dan akurat. Bahkan nubuatan Daniel tentang penderitaan yang dialami oleh umat Tuhan di akhir zaman pun dikutip oleh Yesus Kristus. Kata Yesus, “Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh Nabi Daniel — para pembaca hendaklah memperhatikannya –,” Mat. 2415. Namun jangan takut, karena Daniel juga memberi jaminan, “…tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak,” Ia menguatkan kita, “Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya,” Kehidupan Daniel memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita tentang kesetiaan untuk hidup dalam kebenaran. Kesetiaannya mendapatkan pujian, “Tetapi engkau, pergilah sampai tiba akhir zaman, dan engkau akan beristirahat, dan akan bangkit untuk mendapat bagianmu pada kesudahan zaman,” Daniel adalah orang benar yang hidup dalam kebenaran, bahkan ketika banyak kesempatan untuk melakukan hal menyenangkan namun berujung dosa ditawarkan kepada dirinya. Ia mengawali dan mengakhiri perjalanan imannya dengan setia dan sempurna. Bagaimana dengan kita? Ingin menjadi orang benar? Orang benar adalah orang yang hidup dalam kebenaran. Ambillah keputusan untuk hidup dalam kebenaran. Kadang memang terasa sulit dan penuh tantangan, namun tidak ada yang tidak bisa. Ingat, kita melakukan segala sesuatu di dalam Yesus yang memberi kekuatan dan kasih karuniaNya kepada kita. Pengunjung 10,643 TAKWAJANGAN SETENGAH-SETENGAH .. orang BERIMAN = " orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang TAKUT dan mengHINDARi apa yang diHARAMkan Allah, .. serta menJALANkan apa-apa yang diWAJIBkan oleh Allah." ----- Ali Imran:102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
Menurutpengalaman banyak orang, jawaban-jawaban doa yang paling spektakuler selalunya didoakan oleh orang yang imannya baru bertumbuh. Seolah-olah ada satu prinsip kebalikan: semakin dewasa orang itu secara rohani, semakin banyak ujian yang datang, dan semakin kurang doanya akan dijawab sesuai dengan keinginannya.
Iatidak mengutuki mereka. tetapi sebaliknya, Ia berdoa agar Bapa mengampuni mereka. Tuhan Yesus berkata bahwa orang-orang yang menyalibkanNya itu tidak mengetahui apa yang mereka perbuai Memang, mereka tidak sadar bahwa orang yang mereka salibkan itu bukanlah orang Jahat. melainkan Orang Benar dan Juruselamat dunia!
MengenalKristus menurut apa yang orang lain katakan tentu tidak sama dengan jika Anda mengenal-Nya sendiri secara pribadi. Pengenalan pribadi melibatkan bukan hanya pikiran, tapi juga emosi, yang kemudian tentu akan melahirkan satu tindakan yang nyata. Nah, kiranya artikel berikut ini dapat menjadi pengantar akan perenungan Anda tentang
Makaitu, Anda enggak perlu capek-capek menyiksa diri memikirkan cara membalas dendam. Serahkan saja semua pada Tuhan. Dia adalah hakim yang paling adil. Mengetahui mana yang benar dan salah. Jadi tawakkal sajalah. Penutup. Demikianlah beberapa cara menjadi orang sabar dan ikhlas yang bisa Anda terapkan mulai dari sekarang.
.
  • 1zi69rr2at.pages.dev/778
  • 1zi69rr2at.pages.dev/582
  • 1zi69rr2at.pages.dev/195
  • 1zi69rr2at.pages.dev/805
  • 1zi69rr2at.pages.dev/857
  • 1zi69rr2at.pages.dev/314
  • 1zi69rr2at.pages.dev/359
  • 1zi69rr2at.pages.dev/279
  • 1zi69rr2at.pages.dev/424
  • 1zi69rr2at.pages.dev/696
  • 1zi69rr2at.pages.dev/43
  • 1zi69rr2at.pages.dev/787
  • 1zi69rr2at.pages.dev/523
  • 1zi69rr2at.pages.dev/744
  • 1zi69rr2at.pages.dev/402
  • apa arti orang berdoa menjadi orang benar